b. Cara pengambilan air mani
Peralatan inseminasi buatan yang digunakan berupa : alat suntik (spuit), slang, tabung penampung sperma, tabung pengencer sperma, pengencer sperma (NaCl fisiologis 0,9%) dan kain lap (Ilustrasi 1). Alat-alat tersebut tersedia di apotik-apotik dan harganya relatif murah. . Umur pemakaian dari alat-alat tersebut dapat digunakan selama 5 tahun.
Cara terbaik untuk mengambil air mani pada ayam jantan dengan cara mengurut pada bagian sekitar anus. Untuk itu diperlukan 2 orang yaitu untuk memegang ayamnya, dan yang lainnya mengadakan urutan pada bagian sekeliling anus dan menampung air mani yang keluar dengan corong beserta tabung penampungnya.
Orang pertama memegang ayam jantan pada bagian diantara kedua kaki dengan tangan kiri, sambil menarik ke bawah kedua sayapnya dengan tangan kanan. Orang kedua dengan tangan kiri mengangkat ekornya ke atas, sambil mengadakan urutan ke muka dan ke belakang pada bagian sekeliling anus, dengan corong yang berisi tabung penampung pada tangan kanan menampung air mani yang keluar. Urutan pada anus dilakukan dengan jari telunjuk dan ibu jari secara teratur dan terus-menerus sampai ayam jantan member respon dengan keluarnya penis dari kloaka dan pada saat ini akan diejakulasikan air maninya.
Kadang-kadang air mani yang diperoleh terkontaminasi oleh darah, ini disebabkan oleh adanya luka pada papilla penis, ayam jantan harus segera diistirahatkan.
c. Evaluasi semen
d. Pengenceran air mani
Air mani pada ayam akan mengalami banyak kerusakan di dalam bahan pengencer daripada air mani mamalia. Bahan pengencer untuk sapi bukanlah bahan pengencer yang baik untuk air mania yam. Sel spermatozoa akan lebih lama hidup di dalam oviduct bagian anterior karena di bagian itu banyak terdapat albumin. Sel-sel spermatozoa hanya dapat hidup beberapa menit di dalam bahan pengencer. Oleh karena itu penambahan bahan pengencer air mani ayam hanya mempunyai arti penambahan volume air mani dan bukan untuk penyimpanan. Air mani yang diencerkan harus segera diinseminasikan.
e. Cara inseminasi pada ayam betina
Dalam melakukan inseminasi pada ayam diperlukan 2 orang, pertama pemegang betina yang akan diinseminasi pada bagian antara kedua paha dengan tangan kiri dan ditaruh diantara badan dan tangan kiri dengan bagian kepala menghadap ke belakang.
Tangan kanan mencari vagina dan kloaka dengan mengadakan penekanan pada bagian abdomen sekeliling anus dengan ibu jari dan jari telunjuk. Lubang sebelah kiri dalam kloaka adalah vagina, lubang kedua sebelah kanan adalah anus. Segera setelah vagina keluar dari kloaka orang kedua memasukkan pipet tuberculin ke dalam vagina kira-kira sedalam 2 cm. sementara itu tekanan pada abdominal dikurangi untuk mencegah keluarnya air mani dari vagina, tetapi mengalir ke depan dan masuk ke oviduct.
3.1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini dipersiapkan yang digunakan, ternak induk dan pejantan. Sebelum alat yang digunakan harus dibersihkan dahulu dengan air mendidih. Slang yang tersedia dimasukkan ke ujung alat suntik (tempat jarum), hal ini dimaksudkan untuk mempermudah dalam pengambilan sperma. Induk yang akan diinseminasi merupakan induk yang sehat, mempunyai produksi tinggi, induk tersebut harus sedang berproduksi dan pemeliharaan induk pada kandang batere/individu (Ilustrasi 2). Pejantan sebagai penghasil sperma harus sehat, berumur 1,5 – 3 tahun, pejantan tersebut dipelihara pada kandang individu dan dilatih terlebih dahulu untuk diambil spermanya. Cara melatih pejantan: elus secara bersamaan bagian punggung dari bawah leher ke arah ekor dan dari bawah anus ke arah ekor (Ilustrasi 3). Pengelusan dilakukan 5 – 10 kali. Biasanya setelah 7 hari pejantan sudah terlatih. Tanda pejantan yang sudah terlatih adalah apabila dilakukan pengelusan, maka ekornya langsung terangkat.
3.2. Pengambilan sperma
Disiapkan pejantan yang akan diambil spermanya, pengambilan sperma agar menghasilkan kualitas yang baik mulai dilakukan pada sore hari jam 15.00 (Nasroedin et al., 1993). Pengambilan sperma dilakukan oleh 2 orang, satu memegang pejantan dan lainnya bertugas mengambil sperma (Ilustrasi 4). Bersihkan kotoran pada anus dan sekitarnya dengan kain lap (bulu sekitar anus dibersihkan/dipotong). Rangsang pejantan sesuai dengan penjelasan sebelumnya. Pengambilan sperma dilakukan dengan menekan dari atas pangkal ekor dengan tangan kanan, sedang tangan kiri memegang tabung penampung sperma, begitu sperma keluar langsung ditampung dalam tabung yang sudah disiapkan (Ilustrasi 5). Encerkan sperma dengan NaCl fisiologis 0,9%, dengan derajat pengenceran 1 : 6. Cara pengenceran : sedot sperma dari tabung penampung, setelah diketahui banyaknya sperma, masukkan sperma ke tabung pengencer secara perlahan-lahan melalui dinding tabung. Ambil NaCl sesuai dengan derajat pengenceran, masukkan kedalam tabung pengencer kemudian goyang-goyangkan tabung sampai sperma dan NaCl tercampur (Ilustrasi 6). Umur sperma yang telah diencerkan + 30 menit. Hindarkan sperma dari sinar matahari secara langsung. Sedot sperma yang telah diencerkan dengan spuit dan sperma siap diinseminasikan. Seekor pejantan dapat diambil spermanya 3 – 5 kali per minggu.
3.3. Pelaksanaan IB
Disiapkan induk yang akan diinseminasikan dan alat suntik yang sudah diisi sperma yang diencerkan. Bersihkan kotoran di anus dan sekitarnya, bulu di sekitar anus dibersihkan (dipotong). Inseminasi dilakukan 2 orang, dimana 1 orang memegang ayam dan satu orang melaksanakan inseminasi (Ilustrasi 7). Pengeluaran alat reproduksi/ saluran telur induk: tekan bagian tubuh dibawah anus dengan tangan kiri ke arah dada sampai keluar saluran/lubang telurnya yaitu sebelah kiri arah depan dan saluran kotoran sebelah kanan (Ilustrasi 8), sementara tangan kanan memegang alat suntik yang sudah berisi sperma. Masukkan alat suntik (slangnya) secara perlahan kedalam saluran telur sedalam + 2 cm. kemudian dilakukan penyuntikan/inseminasi, bersamaan penyuntikan tersebut penekanan bagian bawah anus dilepaskan (Ilustrasi 9). Tiap inseminasi membutuhkan 0,1 – 0,2 ml sperma yang sudah diencerkan dan inseminasi diulang 3 hari dari inseminasi sebelumnya.
3.4. Pengambilan telur
Pengambilan telur dilakukan pada hari ke 2 setelah IB, karena telur yang pertama kemungkinan sudah lengkap atau sudah mempunyai kerabang, sehingga tidak dapat dibuahi. Penyimpanan telur maksimal 10 hari. Cara meletakkan telur, bagian tumpul diatas dan telur siap ditetaskan (Ilustrasi 10 dan 11).






